Category Archives: Anggrek

Ketika Jatim jadi Pusat Anggrek Nasional

Genjot Produksi dan Sosialisasi Pertanian Modern

Tanaman apa yang tetap bertahan saat krisis ekonomi melanda Tanah Air? Jawabnya, anggrek. Kemudian tanaman apa yang tetap terjual tanpa mengikuti tren dan persiangan pasar tanaman hias?Jawabannya adalah anggrek. Dan tanaman apa yang memberikan gengsi pada pemiliknya, karena dikenal susah dipelihara?Jawabannya adalah anggrek.

Anggrek memang tanaman sepanjang masa yang terkenal dengan keindahan bentuk dan warna bunga. Di Tanah Air, hampir setiap daerah mempunyai jenis tanaman ini, baik yang ada di hutan maupun tinggal di rumah-rumah para kolektor. Beruntung sekali untuk wilayah di Jawa Timur (Jatim), karena wilayah ini mempunyai potensi anggrek terbesar di Indonesia.

Meski bisa tumbuh di wilayah panas, tetap saja lokasi yang dingin dengan jarak lebih dari 500 m dari permukaan air laut, jadi habitat terbaik tanaman ini. Di sini, Jatim menempatkan pelaku industri anggrek di kawasan Pacet-Mojokerto, Prigen-Pasuruan sampai Batu-Malang. Ketiga lokasi ini yang memberikan andil paling besar untuk menjadikan Jatim sebagai propinsi anggrek.

Menurut Pembudidaya dan Tokoh Anggrek Nasional asal Prigen Jatim, Wirakusuma S, potensi anggrek di wilayah ini lebih pada kombinasi silangan serta perbanyakan. Sebab, selain komunitas yang sudah terbentuk, pasar juga sudah merespon baik produk yang dihasilkan dari ketiga lokasi di Jatim ini.

“Memang Kalimantan dikenal dengan anggrek asli hutan, namun secara kualitas dan kuantitas, Jatim punya keunggulan,” ujar Wirakusuma.

Continue reading Ketika Jatim jadi Pusat Anggrek Nasional

Rawat Anggrek secara Massal (2 Habis)

Melihat Perputaran Produksinya

Tak bisa dipungkiri kalau sebenarnya komoditas produksi bunga Tanah Air berlimpah ruah. Berdiri di hamparan tanah yang subur, jadi bukti Ibu Pertiwi ini memiliki keragaman hayati. Anggrek jadi contoh kecil dari berjuta-juta kekayaan floranya. Beribu-ribu spesies anggrek yang ada di Indonesia sudah lebih dari cukup untuk dijadikan modal negeri ini sebagai produsen anggrek dunia.
Dari data on-line Dirjen Hortikultura Indonesia tahun 2006-2007, permintaan bunga hias di pasar dunia cenderung meningkat setiap tahun. Meski saat ini negara produsen sekaligus pengekspor bunga hias masih didominasi oleh Belanda yang terkenal dengan bunga tulipnya, pengembangan agribisnis tanaman bunga hias sudah tersebar ke berbagai negara di belahan dunia, seperti Thailand, Singapura, India, dan Indonesia.
Seperti halnya negara-negara produsen bunga lainnya, Indonesia juga berpeluang besar dalam mengembangkan agribisnis sub sektor tanaman hias, baik untuk memenuhi permintaan dalam maupun luar negeri. Itu ditunjang dengan adanya kenyataan bahwa penggunaan bunga potong untuk berbagai keperluan dalam negeri masih mendominasi.

Bahkan di masa mendatang, diramalkan pertumbuhan tingkat permintaan bunga potong di Indonesia bakal meningkat 10% setiap tahun.

Continue reading Rawat Anggrek secara Massal (2 Habis)

Rawat Anggrek Secara Massal (1)

Awali dengan Mengontrol Lingkungan

Tahukah Anda, kalau Indonesia merupakan salah satu negara dengan spesies anggrek bervarian? Ya, kurang lebih 5000 spesies jumlahnya. Namun banyaknya spesies anggrek di Tanah Air, tak diimbangi dengan pembudidayaann maksimal, sehingga pasokan anggrek dalam negeri minim. Itu terlihat dari sedikitnya orang yang bisa all out di dunia anggrek.

“Kebanyakan orang menyukai anggrek hanya pada saat berbunga. Setelah tanaman tak lagi mengeluarkan bunga, mereka memilih untuk tidak merawat,” kata Pembudidaya Anggek di Malang Jawa Timur (Jatim), Kabul.

Pantas, sedikit dijumpai pembudidaya anggrek di Indonesia. Rupanya, kini masyarakat hanya sebatas penikmat anggrek, bukan pecinta. Tak heran, jika spesies anggrek di Indonesia tak mengalami perkembangan.
Melihat jumlah spesies anggrek di Indonesia merupakan yang terbanyak kedua setelah Vietnam. Itu sudah seharusnya bisa jadi produsen anggrek dunia. Alasan klise tentang perawatan anggrek yang rumit, seakan jadi teka-teki misterius untuk dipecahkan, sehingga peluang untuk dijadikan prospek usaha pun sangat minim.
Namun hal itu dibantah oleh Kabul. Merawat anggrek tak seperti merawat bayi. Bahkan – kata Kabul – anggrek bisa jadi peluang bisnis yang menjanjikan. Mengingat, anggrek merupakan jenis tanaman yang berbunganya tak mengenal musim. Banyak orang yang menjulukinya sebagai bunga sepanjang masa. Memang benar adanya, karena kebutuhan pasokan bunga dunia juga melibatkan jenis anggrek. Terlebih, anggrek potong yang dimanfaatkan sebagai bunga rangkai.
“Malah saat ini, parcel tak lagi menggunakan makanan atau barang. Bunga pun bisa jadi alternatif. Pesona anggrek juga jadi salah satu pilihannya,” imbuh Kabul.
Melihat itu, apakah antara kebutuhan dan produksi anggrek di Tanah Air bisa berjalan seimbang? Bukan tak mungkin, Indonesia bisa jadi negara pemasok anggrek dunia. Tertarik untuk mengembangkan potensi alam satu ini? Berikut kisi-kisi yang bisa dijadikan landasan sebelum menerjuni dunia anggrek.
Ketahui Karakter
Ini merupakan hal mutlak untuk dilakukan sebelum menekuni budidaya anggrek. Caranya, dengan memperbanyak referensi tanaman setiap jenisnya. Mengingat, masing-masing jenis anggrek memiliki karakter berbeda. Itu bisa dilihat dari faktor lingkungan hidup ataupun keadaan fisiologis tanamannya.
Setiap jenis anggrek memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih, jika harus pindah lingkungan hidup. Otomatis, tanaman akan berusaha untuk melakukan adaptasi dengan lingkungan baru. Sebab, anggrek habitat aslinya terdapat di hutan tropic. Jadi, sebenarnya bukan hal sulit dalam hal perawatan. Bahkan perlakuan yang terlalu berlebihan, membuat tanaman tak tumbuh dengan optimal.
Kontrol Lingkungan Tumbuh
Jika berbicara tentang budidaya, tentu akan berkaitan dengan jumlah massal. Tentu berbeda dengan cara merawat anggrek dalam jumlah sedikit. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat merawat anggrek dalam jumlah massal. Misalnya, kontrol lingkungan yang diterapkan untuk tanaman, yaitu kelembaban, pencahayaan, dan intensitas angin.
Untuk kelembaban, masih kata Kabul, usahakan agar tanaman tetap dalam kelembaban yang terjaga. Maksudnya, kelembaban efektif bagi anggrek adalah tak terlalu basah ataupun kering. Kelembaban ini bisa dilihat dari media tanam, dimana jika media dalam keadaan terlalu basah akan berdampak pada kebusukan akar.

Demikian halnya jika media terlalu kering, membuat tanaman dehidrasi (kekurangan mineral). Bisa dengan penyiraman yang dilakukan satu kali dalam dua hari ataupun spray untuk setiap hari. Teknik ini bisa dilakukan saat musim kemarau.

Dengan membasahi bagian shading net saat musim kemarau, dijadikan alternatif agar tanaman tetap ada dalam keadaan segar dan teduh. Sedangkan untuk musim hujan, sebaiknya intensitas penyiraman sedikit dikurangi. Itu dilakukan untuk menghindari tingkat kelembaban berlebih.
Selesai itu, teknik pencahayaan untuk anggrek pun perlu diperhatikan. Penggunaan shading net dan plastik ultraviolet (UV) bisa jadi alternatif untuk mengontrol kapasitas sinar matahari yang masuk. Usahakan untuk memberi jarak shading net dengan tanaman – antara 1-2 meter dari bagian atas tanaman. Itu untuk menghindari sengatan matahari yang masuk dan berkaitan dengan pertumbuhan anggrek secara keseluruhan.
Sama halnya dengan pengaturan intensitas angin. Boleh percaya atau tidak, pada dasarnya pertumbuhan anggrek tergantung pada kapasitas angin yang masuk dan menerpa tanaman, dimana angin yang terlalu kencang merupakan salah satu penyebab anggrek tak kunjung mengeluarkan bunga. Idealnya, intensitas angin yang masuk tidak terlalu kencang. Namun bukan juga berarti tanaman tak boleh terkena angin sama sekali.

“Sebaiknya angin yang masuk landai atau sepoi. Maka, penggunaan shading net di bagian tepi berfungsi sebagai penyaring jumlah angin yang masuk,” ujar Kabul.
Teknik Penempatan

Meski terdengar sepele, penempatan untuk tumbuhnya anggrek juga memberi pengaruh yang signifikan bagi perrtumbuhan anggrek. Terlebih, untuk penempatan anggrek dalam jumlah besar, tentu akan memakan banyak tempat. Ada beberapa alternatif dalam hal penempatan tanaman dan tak boleh dilakukan secara sembarang.
Pertama, dengan meletakkan anggrek di bawah (lantai/tanah). Bagi sebagian orang (khususnya yang mengerti kriteria hidup anggrek), cara pertama ini terbilang kontroversi. Alasannya, tingkat kelembabannya sangat tinggi dan akan mengganggu pertumbuhan anggrek. Mengingat, kebanyakan penempatan anggrek ada dalam keadaan digantung atau jauh dari tanah. Namun alasan ini bisa diminimalisir dengan tetap menempatkan tanaman di bawah yang sudah dilapisi plastic, sehingga kelembaban tetap terjaga.
Kedua, dengan membuat rak-rak yang bisa dibuat dengan model barisan rata atau bentuk piramida. Penting diperhatikan jika menggunakan rak model piramida, yaitu membentuknya dengan pola zig-zag, dimana antara rak sisi kanan dan kiri tak sejajar. Itu dilakukan agar sinar yang masuk bisa merata. Sedangkan untuk penempatan jenis anggrek, juga perlu diperhitungkan. Untuk anggrek jenis dendrobium, letakkan pada rak posisi paling atas. Rak tengah untuk jenis phalaenopsis dan vanda letakkan paling bawah. [santi]

Dendrobium

Gemar Berbunga di Sepanjang Masa
Sosok bunganya selalu terlihat di setiap masa. Tak perduli dengan datangnya berbagai tren yang terus bergulir. Anggrek selalu hadir sebagai petanda eksistensi tanaman hias, baik dalam skala regional ataupun dunia. Fenomena itu ibarat candu yang mampu membuat ketagihan setiap mata memandang pesonanya.
Puluhan anggrek jenis dendrobium terlihat cantik bergantungan di bawah naungan shading net. Petal kecil berpadu dengan kombinasi warna harmoni, sudah jadi ciri jenis ini. Sebagian lagi ada yang tampil dengan struktur petal keriting kecil. Paduan warna kontras juga jadi alternatif pilihan bagi para penggemar anggrek, sehingga tak sedikit yang kepincut untuk menjadikannya sebagai salah satu koleksi.
Dari sekian banyak jenis anggrek, dendrobium rupanya jadi idola. Selain tampilan, juga karena jenis ini paling mudah dilakukan perawatan dan rajin berbunga. Kecenderungan untuk berbunga pada dendrobium relatif cepat, yaitu 2-3 bulan sekali. Itu bila dibanding dengan jenis lain yang membutuhkan waktu jauh lebih lama.
Bahkan untuk jenis dendrobium spesies Papua, memerlukan waktu satu tahun sekali untuk berbunga. Meski terdengar klise, hal inilah yang jadi alasan orang enggan untuk merawat anggrek. Dalam hal ini, jenis dendrobium yang mampu mengeluarkan bunga secara rutin merupakan hasil hibrida atau silangan.
“Jenis dendrobium ini merupakan salah satu anggrek yang tergolong bandel, sehingga tak sulit dalam hal perawatannya,” kata Penangkar Anggrek di Sidoarjo Jatim – Sumadi.
Namun demikian, bukan berarti jenis ini tak membutuhkan perhatian. Sama halnya dengan mahkluk hidup lainnya, ia butuh perlakuan untuk menunjang rantai kehidupannya, agar terus berputar. Meski tergolong mudah dalam perawatan, masih banyak yang mengeluhkan pertumbuhan dendrobiumnya. Mungkin, Anda salah satunya?
Pemenuhan Nutrisi
Bukan hal baru lagi, bila anggrek membutuhkan nutrisi dalam setiap masa pertumbuhannya, seperti asupan vitamin yang bisa dilakukan satu kali dalam satu minggu. Vitamin yang bisa memenuhi kebutuhan tanaman diantaranya pemberian pupuk, baik untuk pertumbuhan, daun, dan bunga, dimana jangka waktu satu minggu merupakan masa ideal bagi tanaman untuk menyerap vitamin.
Itu berbeda halnya dengan pemberian anti hama yang wajib dilakukan untuk mencegah timbulnya bakteri ataupun penyakit yang sedianya akan mengganggu jalannya pertumbuhan tanaman. Waktu yang diperlukan untuk aplikasi insektisida atau penyemprotan anti hama bisa sekali dalam satu bulan.
Sedangkan fungisida, masih kata Sumadi, cukup diberikan pada anggrek sekali dalam satu minggu. Itu untuk mengantisipasi terjadinya pembusukan akar yang nantinya bisa merembet ke bagian tanaman yang lain. Sepertinya mudah dilakukan, tapi jangan dianggap remeh. Sebab, di tahap inilah banyak yang mengeluhkan tanaman anggreknya tak kunjung berbunga, sehingga harus dilakukan continue atau berkelanjutan untuk dapat hasil maksimal.
Faktor Penyinaran
Langkah yang patut dilakukan selanjutnya adalah melihat kondisi lingkungan sekitar, dimana tanaman itu tumbuh. Perlu diketahui, bahwa anggrek dendrobium merupakan jenis tanaman yang gemar dengan sinar matahari. Itu berbeda dengan anggrek jenis lainnya yang cenderung menghindari gerak matahari. Sebab, akan berdampak pada pembungaan.
“Untuk dendrobium, proses pembungaan akan relatif cepat dengan bantuan sinar matahari. Tak jadi soal jika harus ada di area terbuka,” imbuh Sumadi.
Mungkin inilah salah satu alasan, mengapa jenis ini tergolong bandel, dimana jenis lain harus ada di bawah keteduhan sebagai alternatif mempercepat proses reproduksi. Sedangkan dendrobium senang untuk ber-‘panas-panas ria’. [santi]
Jika si Bandel Penyakitan
Bunga yang diidamkan akhirnya muncul. Boleh percaya atau tidak, ada beberapa penggemar anggrek yang rela meluangkan waktu di tengah kesibukannya hanya untuk melihat sosok dendrobium kesayangannya. Mungkin terlalu berlebihan, tapi ini sudah berbicara cita rasa dan kepuasaan. Penilaiannya relatif, bergantung dari sudut pandang masing-masing.
Namun penilaian relatif ini bisa berubah jadi absolut jika tanaman sudah terserang penyakit, sehingga tidak dapat disangkal tanaman yang dihinggapi penyakit akan berpengaruh pada tampilan tanaman secara keseluruhan yang berlajut pada mood si pemilik.
Menurut Sumadi, anggrek yang terserang penyakit biasanya akan menyerang bagian daun terlebih dulu, yaitu ditandai dengan kerontokan daun. Barulah menyerang bagian batang dengan menunjukkan gejala pembusukan secara perlahan. Kalau sampai itu terjadi, ada beberapa kemungkinan untuk anggrek – hidup atau mati.
Tak sedikit yang putus asa melihat anggreknya dalam kondisi seperti itu. Ada beberapa tahapan yang bisa dilakukan untuk membuat anggrek tetap bertahan hidup. Ingin tahu tips menyambung hidup si dendrobium?
– Pemangkasan. Perlakuan ini bisa dilakukan di bagian yang terserang penyakit. Misalnya, di bagian batang. Jika pembusukan batang terjadi di beberapa bagian, cukup pangkas bagian maksimal yang terserang penyakit. Namun jika terjadi di seluruh bagian salah satu batang, sebaiknya dipangkas semuanya hingga pangkal dekat akar. Itu untuk menghindari merembetnya penyakit di bagian lainnya.
– Pisah Batang. Ini bisa dijadikan alternatif. Artinya, batang yang rusak sebagian bisa dipisah dari indukannya. Pemisahan batang dilakukan hingga di bagian akarnya. Namun untuk akar perlu diperhatikan. Sebaiknya pangkas akar yang sudah tua dan sisakan akar mudanya. Sebab, sifat resapan akar muda lebih bagus ketimbang akar tua. Kemudian tanam batang yang telah dipisah ke dalam media kombinasi pakis dan arang. Pemilihan kedua media ini berguna untuk merangsang pertumbuhan akar. Itu ditandai dengan cepat menempelnya bagian akar di media. Untuk menumbuhkan akar sendiri membutuhkan waktu kurang lebih 1-2 bulan. Pada masa ini sebaiknya tanaman didukung dengan pemberian pupuk daun atau pertumbuhan. Barulah setelah dewasa, dilanjutkan dengan pemberian pupuk perangsang pembungaan.
“Masa berbunga untuk anggrek dendrobium ini bisa dilihat dari tinggi batang. Jika tingginya mencapai lebih dari satu jengkal tangan dewasa bisa diprediksi dapat lekas berbunga,” ujar Sumadi. [santi]

Anggrek Botol

Pentingnya Masa Transisi Media
Awalnya aneh, melihat sosok tanaman dalam botol. Bagaimana bisa, tanaman bisa tumbuh dalam sebuah ruang tanpa udara? Seperti yang terjadi pada anggrek botol ini.
Banyak yang mengira, anggrek botol ini merupakan hasil kultur jaringan. Tapi banyak yang mengatakan, ini merupakan alternatif tanam biji.
Memang, struktur tanaman yang terbentuk mirip dengan hasil kultur jaringan dan sebenarnya anggrek pun merupakan salah satu jenis tanaman yang bisa diperbanyak dengan cara ini. Hanya untuk anggrek botol, proses kinerjanya berawal dari tanam bibit. Meski bukan hal baru dalam dunia tanaman, tak sedikit yang ingin mengetahui tentang proses perlakuan anggrek botol ini.
Keingintahuan penggemar anggrek, berawal dari berbagai pengalaman yang kurang menyenangkan ketika merawat anggrek dari biji ini. Parahnya, tak sedikit pula yang putus asa, karena selalu gagal merawatnya, sehingga sebagian besar penggemar tanaman ini lebih memilih alternatif membeli bunga anggrek dalam keadaan sudah berbunga atau dewasa. Sebab, resiko gagalnya lebih kecil, ketimbang anggrek yang sudah jadi (berbunga).
“Sebenarnya nggak susah kok memperbanyak anggrek dari biji. Malah banyak yang akan kita pelajari dalam proses pertumbuhannya,” kata pebisnis anggrek botol di Surabaya – Ida.
Ida mengungkapkan, jika sudah merawatnya dari biji, tentu akan lebih mudah memahami karakter tanaman, sehingga kita pun tahu kapasitas kebutuhan yang diperlukan tanaman selama proses pertumbuhannya.
Disuka karena Aman
Sayangnya, ketakutan tak bisa memperoleh hasil maksimal pada anggrek botol inilah yang sering menghantui beberapa penggemar tanaman. Meski sebenarnya, anggrek botol ini bisa jadi peluang untuk prospek usaha cukup menjanjikan. Untuk satu anggrek botol ukuran besar (30 cm) dengan muatan + 60 bibit, Ida menghargainya Rp 60 ribu. Sedangkan untuk ukuran kecil (15 cm) yang memuat + 30 bibit, dihargai Rp 30 ribu.
Selain itu, efisien jadi alasan bagi mereka yang lebih menyukai merawat anggrek botol. Itu karena, banyak konsumen Ida yang membeli anggrek botol karena jarak rumah yang ditempuh cukup jauh. Tak hanya luar pulau, tapi hingga luar negeri. Artinya, alternatif anggrek botol akan meminimalisir peluang tanaman mengalami kerusakan ketika proses packing.
Selain itu, perbanyakan anggrek botol ini dilakukan sebagai pemuliaan spesies. Artinya, karakter spesies dari jenis anggrek akan sama dengan induknya. Berbeda jika Anda ingin memiliki varian anggrek yang berbeda atau baru. Untuk hal ini, Anda bisa melakukan proses penyilangan antar varian atau jenis. Namun bagi Anda yang tertarik untuk membudidayakan jenis anggrek yang sudah ada, perbanyakan anggrek botol bisa dijadikan alternatif.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah singkirkan sejenak rasa takut untuk gagal saat memperlakukan tanaman botol ini. Mengingat, anggrek tergolong tanaman jenis bernilai ekonomi tinggi. Mengapa hal ini dilakukan? Sebab, jika kita melakukan sesuatu dengan setengah hati, hasilnya pun akan setengah. Optimis dalam hal ini harus diterapkan.
Setelah beres dengan urusan perasaan, barulah berganti pada masalah teknis prosedural perlakuan anggrek botol. Anda harus melalui tahapan yang harus dilalui, dimana tahapan ini dilakukan berurutan. Jika tidak, akan berdampak pada proses pertumbuhan anggrek.
Pertama: Proses Keluar dari Botol
Apa susahnya mengeluarkan tanaman dari dalam botol? Meski terkesan sederhana, ternyata ada trik khusus, yaitu dengan memasukkan air pada bagian botol. Boleh diisi penuh ataupun separuh botol. Ini dilakukan untuk memudahkan proses keluarnya tanaman yang sudah lama tumbuh dalam media gel atau agar-agar. Mengingat, anggrek botol ini bisa ada dalam ruang kedap udara kurang lebih 1 tahun.
Proses mengeluarkan tanaman selanjutnya, bisa menggunakan alat pengait dari kawat dengan membentuk ujungnya seperti huruf U. Bisa juga menggunakan pin set atau penjepit. Keluarkan tanaman dari dalam botol secara perlahan. Usahakan jangan sampai membuat luka pada struktur tanaman. Setelah berhasil dikeluarkan, cuci seluruh bagian tanaman dengan air bersih. Tujuannya, untuk membersihkan unsur yang terkandung dalam media botol berupa gel atau agar-agar. Juga, agar tanaman bisa beradaptasi dengan media baru. Barulah, tanaman ditiriskan hingga tak ada air yang menempel.
Kedua: Pergantian Media
Penerapan media baru di sini akan berpengaruh pada kondisi tanaman. Artinya, masih kata Ida, perubahan kondisi ini karena terjadinya perbedaan media tanam lama dan menggantinya dengan media baru.
“Semula ada di ruang tanpa sedikit pun udara yang masuk, kini harus ada di alam terbuka, sehingga proses adaptasi ini membutuhkan perhatian khusus,” ujar Ida.
Konon, di tahap ini kebanyakan orang gagal saat menerapkan perlakuan pada anggreknya. Di sini, peran media jadi prioritas utama diaplikasikan pada tanaman. Media yang cocok untuk masa transisi ini bisa menggunakan moss putih atau pakis halus. Sebab, selain mengandung unsur hara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, daya simpan airnya juga tinggi. Penerapan media pun tak boleh dilakukan asal. Misalnya, penggunaan moss putih, sebaiknya rendam dalam cairan fungisida terlebih dulu selama kurang lebih 30 menit.
Ketiga: Jangan Diberi Pupuk
Selama masa transisi pada anggrek botol ini, yaitu selama 1 tahun, hindari pemberian pupuk. Sebab, asupan nutrisi yang terkandung pada moss putih dan pakis halus sudah mencukupi kebutuhan tanaman selama satu tahun. Pemupukan bisa dilakukan setelah melewati masa satu tahun. Itu pun dilakukan hanya dua kali dalam satu minggu.
“Jika tetap dilakukan pemupukan, akan berdampak pada pertumbuhan tanaman. Bisa jadi, akan menghambat pertumbuhan tanaman atau malah bisa mati,” imbuh Ida.
Karena masih dalam masa transisi, sebaiknya tanaman ada pada tempat teduh. Setelah itu, hal yang harus dilakukan adalah bersabar. Karena proses pertumbuhan hingga mengeluarkan bunga akan memakan waktu yang lama. Selain bergantung pada perlakuan tanaman, juga berkaitan dengan jenisnya. Namun proses yang lama ini bukan jadi kendala, jika hasilnya sesuai dengan keinginan. [santi]